Sebagai orang penting, Sa ingin menyampaikan sesuatu pa ngoni samua orang Halmahera yg ada diforum ini. Ngoni mungkin berpikir topik ini kurang relevan ("dan signifikan", kata tukul), tapi bagi kita torang yang ada di dunia maya ini adalah orang-orang yang rentan terpapar atau memaparkan diri pada konten porno. So.. Sa pikir topik ini menjadi perlu diangkat karna dua hal. Pertama, sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan secara khusus sebgai agen ato calon agen pembangunan di Halmahera torang perlu menjaga diri dari hal-hal yang dapat merusak, dimana pornografi memiliki potensi yang merusak. Kedua, penting bagi torang samua untuk mengembalikan sex pada posisinya yang mulia, yaitu sebagai perlabuhan cinta, bukan nafsu semata atau keinginan untuk menguasai dan mendapatkan kepuasan bagi diri sendiri.
Menurut dr. Donald Hilton Jr, pakar neuroscience dari Metodist Sepciality and Transplant Hospital San Antonio; sama seperti kecanduan lainnya (makanan, judi, narkoba, dll), pornografi juga memiliki efek yang sama bahkan lebih berbahaya (http://www.vitals.com/doctors/Dr_Donald_Hilton.html).
Riset yang dilakukan Hilton bersama istrinya, menemukan bahwa diantara semua kasus kecanduan, pornografi merupakan salah satu yang tersulit. Bahkan melebihi kecanduan obat.
Ada dua hal yang membuat kecanduan pornografi itu berbahaya. Pertama, tingkat kerusakan otak akibat kecanduan pornografi bisa mengakibatkan penyusutan (pengecilan) otak yang pada akhirnya bisa merusak otak secara permanen kalau tidak ditangani. Kedua, tingkat agresifitas untuk memuaskan hasrat sex secara swalayan ( sama deng blanja di toko swalayan = melayani sendiri ) atau "mengorbankan" sang pacar/teman/tetangga/orang lain menjadi tinggi. Nah klo so makan korban bagini ini kan masalah.
Oleh karena itu, Sa sebagai orang penting mau mengingatkan torang samua, termasuk Sa untuk menjauhkan diri dari pencobaan ini mumpung masi bisa. Karena mernurut Hilton, ada dua hal yang patut kita perhatikan. Pertama, otak yang sudah terlanjur kecanduan memiliki mekanisme kontrol yang kecil terhadap rangsangan. Kedua, otak yang belum kecanduan masih memiliki kontrol yang besar untuk mencegah perintah dari tidak kecanduan, sehingga masih bisa di STOP.
Nah, sebelum STOP ini tulisan, Sa mo sampaikan dua hal untuk torang samua. Pertama, sebagai orang muda Halmahera mari torang bawa diri bae-bae (terutama yang dirantau), jang sampe tong pe otak rusak gara-gara berbagai kecanduan, supaya ketika torang pulang ke Halmahera, torang bisa bantu bangun Halmahera dan bukan jadi beban bagi torang pe negri. Kedua, untuk menjadi kecanduan atau tidak, itu adalah tolak ukur kedewasaan kita. Bisa membedakan mana yang bermanfaat atau tidak bermanfaat dalam menetapkan suatu keputusan adalah cerminan dari orang Halmahera yang tangguh.
Jauhkanlah diri kita dari pencobaan dan jadilah berkat
Menurut dr. Donald Hilton Jr, pakar neuroscience dari Metodist Sepciality and Transplant Hospital San Antonio; sama seperti kecanduan lainnya (makanan, judi, narkoba, dll), pornografi juga memiliki efek yang sama bahkan lebih berbahaya (http://www.vitals.com/doctors/Dr_Donald_Hilton.html).
Riset yang dilakukan Hilton bersama istrinya, menemukan bahwa diantara semua kasus kecanduan, pornografi merupakan salah satu yang tersulit. Bahkan melebihi kecanduan obat.
Ada dua hal yang membuat kecanduan pornografi itu berbahaya. Pertama, tingkat kerusakan otak akibat kecanduan pornografi bisa mengakibatkan penyusutan (pengecilan) otak yang pada akhirnya bisa merusak otak secara permanen kalau tidak ditangani. Kedua, tingkat agresifitas untuk memuaskan hasrat sex secara swalayan ( sama deng blanja di toko swalayan = melayani sendiri ) atau "mengorbankan" sang pacar/teman/tetangga/orang lain menjadi tinggi. Nah klo so makan korban bagini ini kan masalah.
Oleh karena itu, Sa sebagai orang penting mau mengingatkan torang samua, termasuk Sa untuk menjauhkan diri dari pencobaan ini mumpung masi bisa. Karena mernurut Hilton, ada dua hal yang patut kita perhatikan. Pertama, otak yang sudah terlanjur kecanduan memiliki mekanisme kontrol yang kecil terhadap rangsangan. Kedua, otak yang belum kecanduan masih memiliki kontrol yang besar untuk mencegah perintah dari tidak kecanduan, sehingga masih bisa di STOP.
Nah, sebelum STOP ini tulisan, Sa mo sampaikan dua hal untuk torang samua. Pertama, sebagai orang muda Halmahera mari torang bawa diri bae-bae (terutama yang dirantau), jang sampe tong pe otak rusak gara-gara berbagai kecanduan, supaya ketika torang pulang ke Halmahera, torang bisa bantu bangun Halmahera dan bukan jadi beban bagi torang pe negri. Kedua, untuk menjadi kecanduan atau tidak, itu adalah tolak ukur kedewasaan kita. Bisa membedakan mana yang bermanfaat atau tidak bermanfaat dalam menetapkan suatu keputusan adalah cerminan dari orang Halmahera yang tangguh.
Jauhkanlah diri kita dari pencobaan dan jadilah berkat